Selasa, 07 Juni 2016

sosiologi perkotaan



Tugas Individu                                                                                    Dosen Pengampu
     Sosiologi                                                                           Emilia Susanti M.Pd


SOSIOLOGI PERKOTAAN

Disusun
SitiAliya
(11416200829)
Pendidikan Ekonomi2 E


PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2015



KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunianya  penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam kita ucapkan kepada Nabi Muhammad Saw. Beliaulah yang membawa kita ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam kesempatan ini penulis akan membahas tentang “sosiologi perkotaan”. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Keritik dan saran demi perbaikan makalah ini sangat diharapkan dan akan diiterima dengan lapang dada. Dan akhirnya semoga hasil dari makalah ini kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga bagi pengembangan ilmu pengetahuan.


Pekanbaru, 01 April 2015

Penulis






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................  ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.      Latar belakang........................................................................................ 1
B.      Rumusan Masalah................................................................................... 2
C.      Tujuan..................................................................................................... 2
D.      Manfaat Makalah.................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
A.    Pengertian sosiologi, kota, dan sosiologi perkotaan............................... 3
B.     Pengertian kota menurut para ahli .........................................................  5
C.     Ruang lingkup dari kota......................................................................... 6
D.    Ciri-ciri pada masyarakat kota ...............................................................  8
BAB 3 PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................................ 10
B.     Saran ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA




  
   
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Selama ini kita selalu mendengar banyak orang mengatakan segala hal yang berkaitan dengan perkotaan. Mulai kegiatan ekonomi, sosial, kemanusiaan, hingga hal-hal yang berunsur kekerasan dalam bentuk konflik, pertentangan, baikantar individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok.

Maka dengan adanya segala problem dan aktifitas-aktifitas di perkotaan, kita masuk pada mata kuliah Sosiologi. Di mana dalam mata kuliah ini kita akan mengkaji secara mendalam segala seluk beluk kehidupan perkotaan.
Dalam
makalah ini akan dijelaska\n terlebih dahulu mengenai apa itu sosiologi perkotaan dan apasaja ruang lingkup yang ada dalam pembahasan dan kajian di sosiologi perkotaan tersebut. Oleh sebab itu, penyusun berharap semoga makalah ini bias memberikan manfaat dan informasi yang baru kepada segenap pihak yang membacanya.

Untuk mengawali perkuliahan awal dalam mata kuliah Sosiologi, ada beberapa hal yang harus dipahami terlebih dahulu oleh para pembaca sekalian. Sosiologi perkotaan merupakan sebuah cabang dari ilmu utama sosiologi yang dikembangkan dengan seiringnya pemahaman dan penelitian yang dilakukan oleh para ahli mengenai masyarakat perkotaan. Sama halnya dengan cabang sosiologi lainnya seperti sosiologi pedesaan, sosiologi agama, sosiologi pembangunan, dan sebagainya. Sosiologi perkotaan memiliki pembahasan dan kajian mendalam mengenai seluk beluk masyarakat di perkotaan. Membahas lebih detail mengenai segala aktifitas sosial, ekonomi, keagamaan, danlainnya yang ada di dalam masyarakat perkotaan tersebut.

B.       Rumusan masalah

Dari latar belakang di atas, maka makalah ini memiliki beberapa rumusan masalah yang akan di jelaskan. Di antaranya :
1.    Apa yang dimaksud dengan sosiologi, kota, dan sosiologi perkotaan ?
2.    Bagaimana pengertian kota menurut para ahli ?
3.    Apa saja yang termasuk ruang lingkup dari kota ?
4.    Apa ciri-ciri dari masyarakat kota ?

C.      Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1.    Para pembaca dapat menjelaskan dan memahami apa yang dimaksud dengan sosiologi, kota dan perkotaan.
2.    Para pembaca dapat mengetahui pengertian sosiologi perkotaan menurut para ahli.
3.    Pembaca memahami apa saja ruang lingkup dalam sosiologi perkotaan.
4.    Para pembaca mengetahui apa saja ciri-ciri masyarakat kota.

D.      Manfaat makalah
Penulisan makalah ini ialah selain untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sosiologi, juga untuk memberikan gambaran serta pengetahuan secara umum mengenai Pengertian dari sosiologi perkotaan serta ruang lingkup kajiannya.





 
BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian sosiologi, kota, dan sosiologi perkotaan

a.    Pengertian sosiologi

Secara etimologi, sosiologi berasal dari bahasa Latin: socius dan logos. Socius artinya teman, perikatan; dan logos artinya ilmu. Jadi, secara etimologi sosiologi berarti ilmu berteman. Syarat berteman, yaitu minimal terdapat dua orang (individu),dan hubungan di antara dua orang itu baik. Apabila hubungan di antara dua orang itu tidak baik, maka akan muncul masalah sosial. Interaksi sosial ini tentu tidak hanya terjadi di antara dua orang saja, tetapi bisa lebih, yaitu dapat terjadi antara kelompok orang dengan kelompok orang, antara individu dan kelompok orang.

Oleh karena itu, dapat disebutkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi (hubungan timbal balik) antara seorang individu yang satu dengan seorang individu yang lain, baik seseorang sebagai pribadi (individu) maupun sebagai anggota kelompok orang (masyarakat). Di dalam kelompok masyarakat terdapat berbagai aspek, meliputi aspek struktur sosial, perubahan sosial, aspek budaya, status, peran, motivasi, kepentingan, adaptasi, kesejahteraan, jumlah anggota (penduduk), perubahan perilaku, dan lain-lain.[1]

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.[2] 

b.   Pengertian kota

Dalam memberikan definisi tentang kota, para ahli kota memberi definisi kota dengan dua sudut pandang, yaitu : pertama, kota atau bahasa Inggrisnya yaitu city; dan kedua, daerah perkotaan, yaitu kawasan yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan modern, atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan nama urban.

Kota adalah suatu himpunan penduduk masal yang tidak agraris, yang bertempat tinggal di dalam dan di sekitar suatu pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan, kesenian dan ilmu pengetahuan.[3]

c.    Sosiologi perkotaan

Istilah sosiologi kota sebenarnya dapat diberi pengertian sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia, baik sebagai individu maupun kelompok manusia yang terdapat dalam kawasan kota. Sedangkan kawasan kota mencakup berbagai macam, seperti ekonomi, hukum, kesehatan, dan lain-lain.[4]
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan. Sebenarnya perbedaan tersebut tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana karena dalam masyarakat modern, seberapapun kecilnya desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Pembedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, pada hakikatnya bersifat gradual. Agak sulit untuk memberikan batasan yang dimaksudkan dengan perkotaan karena adanya hubungan konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisme.[5]
Sosiologi perkotaan merupakan bagian dari studi sosiologi tentang kehidupan sosial dan interaksi manusia di wilayah metropolitan. Sosiologi perkotaan mempelajari masyarakat perkotaan dan segala pola interaksi yang dilakukannya sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Materi yang dipelajari antara lain mata pencaharian hidup, pola hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, dan pola pikir dalam menyikapi suatu permasalahan. Studi ini adalah disiplin sosiologi norma yang mempelajari struktur, proses, perubahan dan masalah di sebuah wilayah urban dan memberi masukan untuk perencanaan dan pembuatan kebijakan. 
Seperti bidang sosiologi yang lainnya, sosiologi perkotaan juga menggunakan analisis statistik, pengamatan, teori sosial, wawancara, dan metode lain untuk mempelajari berbagai topik, seperti migrasi dan demografi, ekonomi, kemiskinan, hubungan ras, dan lainnya.[6]

B.       Pengertian kota menurut para ahli
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Kota bisa dibilang sebagai tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.[7] 
Berikut pengertian kota menurut beberapa ahli :
1.    Max Weber berpendapar bahwa “suatu tempat adalah kota apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Barang-barang itu harus dihasilkan oleh penduduk dari pedalaman dan dijualbelikan di pasar itu. Jadi menurut Max Weber, ciri kota adalah adanya
2.    pasar, dan sebagai benteng, serta mempunyai sistem hukum dan lain-lain tersendiri, dan bersifat kosmopolitan. 
3.    Cristaller dengan “central place theory”-nya menyatakan kota berfungsi menyelenggarakan penyediaan jasa-jasa bagi daerah lingkungannya. Jadi menurut teori ini, kota diartikan sebagai pusat pelayanan. Sebagai pusat tergantung kepada seberapa jauh daerah-daerah sekitar kota memanfaatkan penyediaan jasa-jasa kota itu.
4.    Sjoberg berpendapat bahwa , sebagai titik awal gejala kota adalah timbulnya golongan literati (golongan intelegensia kuno seperti pujangga, sastrawan dan ahli-ahli keagamaan), atau berbagai kelompok spesialis yang berpendidikan dan nonagraris, sehingga muncul pembagian kerja tertentu. Pembagian kerja ini merupakan ciri kota.
5.    Wirth, mendifinisikan kota sebagai pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Akibatnya hubungan sosialnya menjadi longgar acuh dan tidak pribadi (impersonal relation).[8]

C.      Ruang lingkup sosiologi perkotaan
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi.  Misalnya seorang sosiolog mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja tersebut berperi laku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut.
Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik individu atau pun kelompok, merupakan ruangkajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas
dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkungan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal, misalnya antara lain :
a)    Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan
produksi, distribusi, dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam.
b)   Masalah manajemenya itu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan
apa yang dialami warganya.
c)   Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.
Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah, sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup kelompok-kelompok,  atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara di masa yang akan datang.
Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktort ersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.[9]

D.      Ciri-ciri Masyarakat kota

a)    Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan agama di desa. Ini disebabkan cara berpikir yang rasional, yang didasarkan pada perhitungan eksak yang berhubungan dengan realita masyarakat. Memang di kota-kota, orang juga beragama, tetapi pada umumnya pusat kegiatan hanya tampak di tempat-tempat ibadah seperti gereja, masjid, dan sebagainya.

b)   Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Hal yang penting di sini adalah manusia perseorangan atau individu. Di desa orang lebih mementingkan kelompok keluarga. Di kota, kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan karena perbedaan kepentingan, paham politik, agama, dan seterusnya.

c)    Pembagian kerja di antara warga kota juga lebih tegas dan punya batas-batas nyata. Di kota, terdapat orang-orang dengan aneka warna latar belakang sosial dan pendidikan yang menyebabkan individu memperdalami suatu bidang kehidupan khusus. Ini melahirkan suatu gejala bahwa warga kota tak mungkin hidup sendirian secara individualistis. Pasti akan dihadapinya persoalan-persoalan hidup yang berada di luar jangkauan kemampuan sendiri. Gejala demikian menimbulkan kelompok-kelompok kecil (small group) yang didasarkan pada pekerjaan, keahlian dan kedudukan sosial yang sama.

d)   Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan, juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.

e)    Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.

f)    Jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya faktor waktu, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seseorang individu.

g)   Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota karena kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh luar. Hal ini sering menimbulkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda karena golongan muda yang belum sepenuhnya terwujud kepribadiannya, lebih senang mengikuti pola-pola baru dalam kehidupan. [10]





BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Berdasarkan analisis makalah diatas bisa kami tarik kesimpulan bahwa pengertian kota itu sangatlah beragam tergantung dari segi mana kita melihatnya, seperti yang sudah dipaparkan oleh para ahlinya di atas. Yang mana dalam kajian sosiologi perkotaan ini khususnya pembahasan mengenai ruang lingkupnya yaitu yang tidak jauh dari konteks masyarakat karena sosiologi selalu terkait dengan pola hubungan masyarakat. Maka ruang lingkup dari sosiologi perkotaan adalah mengenai kehidupan serta aktivitas dari masyarakat perkotaan itu sendiri.

sosiologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi (hubungan timbal balik) antara seorang individu yang satu dengan seorang individu yang lain, baik seseorang sebagai pribadi (individu) maupun sebagai anggota kelompok orang (masyarakat).

Kemudian dalam kehidupan masyarakat kota bisa diuraikan dari beberapa ruang lingkup kajiannya, yaitu : lingkungan umum dan orientasinya, pekerjaan dan mata pencaharian, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, pelapisan sosial, interaksi sosial, pengawasan sosial, pola kepemimpinan, standar kehidupan, kesetiakawanan, nilai dan sistem nilai.

B.  Saran

Sebaiknya dalam mendalami sosiologi perkotaan yang pertama harus mengetahui dulu pengertian kota, dan juga aspek-aspek yang terkandung di dalamnya, agar untuk pembelajaran kedepannya bisa sepenuhnya dipahami.
Sosiologi perkotaan hendaknya membawa kita yang mempelajarinya menjadi lebih bijak utamanya tentang bagaimana menghadapi masalah-masalah yang ada di perkotaan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA


Soekanto, soerjono. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Rajagrafindo persada, 2007.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Rajagrafindo persada, 2000.
Hariyono, Paulus. Sosiologi kota untuk arsitek. Jakarta : bumi aksara, 2007.
Wirjaatmadja, Soekandar. Pokok-pokok sosiologi pedesaan. Jakarta : Yasaguna, 1985.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi#cite_ref-5.





[1]http://id.wikipedia.org/wiki/sosiologi_perkotaan
[2]Soerjono soekanto. Sosiologi suatu pengantar. 2000, hlm 17.
[3]Soekandar wirjaatmadja. Pokok-pokok sosiologi pedesaan. 1985, hlm 133.
[4]Paulus Hariyono. Sosiologi kota untuk arsitek. 2007, hlm 18.
[5]Soerjono Soekanto. Sosiologi suatu pengantar. 2007, hlm  136.
[6]http://id.wikipedia.org/wiki/sosiologi_perkotaan
[7]http://kenalilahilmu.wordpress.com/2010/09/22/desa-dan-kota-dalam-kajian-sosiologi/
[8]http://sosiologiiainsupel.blogspot.com/2011/03/pengertian-dan-ruang-lingkup-perkotaan.html.
[9]http://id.wikipedia.org/wiki/sosiologi#cite_ref-5
[10]Soerjono Soekanto. Sosiologi suatu pengantar. 2007, hlm 139-140