Sosiologi Emilia Susanti M.Pd
SOSIOLOGI PERKOTAAN
Disusun
SitiAliya
(11416200829)
Pendidikan Ekonomi2 E
PRODI
PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN
SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2015
KATA
PENGANTAR
Pertama-tama penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT,
karena dengan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam kita ucapkan kepada Nabi Muhammad Saw. Beliaulah yang
membawa kita ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam kesempatan ini penulis akan membahas tentang “sosiologi
perkotaan”. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan.
Keritik dan saran demi perbaikan makalah ini sangat
diharapkan dan akan diiterima dengan lapang dada. Dan akhirnya semoga hasil
dari makalah ini kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Pekanbaru, 01 April
2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................
i
DAFTAR
ISI ................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah...................................................................................
2
C. Tujuan.....................................................................................................
2
D. Manfaat Makalah....................................................................................
2
BAB 2 PEMBAHASAN
A.
Pengertian sosiologi, kota, dan sosiologi perkotaan............................... 3
B.
Pengertian kota menurut para ahli ......................................................... 5
C.
Ruang
lingkup dari kota.........................................................................
6
D.
Ciri-ciri
pada masyarakat kota ............................................................... 8
BAB 3 PENUTUP
A.
Kesimpulan ............................................................................................ 10
B.
Saran ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Selama ini kita selalu mendengar banyak orang mengatakan
segala hal yang berkaitan dengan perkotaan. Mulai kegiatan ekonomi, sosial,
kemanusiaan, hingga hal-hal yang berunsur kekerasan dalam bentuk konflik,
pertentangan, baikantar individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun
kelompok dengan kelompok.
Maka dengan adanya segala problem dan aktifitas-aktifitas di perkotaan,
kita masuk pada mata kuliah Sosiologi. Di mana dalam mata kuliah ini kita akan mengkaji secara mendalam segala seluk beluk kehidupan perkotaan.
Dalam makalah ini akan dijelaska\n terlebih dahulu mengenai apa itu sosiologi perkotaan dan apasaja ruang lingkup yang ada dalam pembahasan dan kajian di sosiologi perkotaan tersebut. Oleh sebab itu, penyusun berharap semoga makalah ini bias memberikan manfaat dan informasi yang baru kepada segenap pihak yang membacanya.
Dalam makalah ini akan dijelaska\n terlebih dahulu mengenai apa itu sosiologi perkotaan dan apasaja ruang lingkup yang ada dalam pembahasan dan kajian di sosiologi perkotaan tersebut. Oleh sebab itu, penyusun berharap semoga makalah ini bias memberikan manfaat dan informasi yang baru kepada segenap pihak yang membacanya.
Untuk mengawali perkuliahan awal dalam mata kuliah Sosiologi,
ada beberapa hal yang harus dipahami terlebih dahulu oleh para pembaca sekalian.
Sosiologi perkotaan merupakan sebuah cabang dari ilmu utama sosiologi yang
dikembangkan dengan seiringnya pemahaman dan penelitian yang dilakukan oleh
para ahli mengenai masyarakat perkotaan. Sama halnya dengan cabang sosiologi
lainnya seperti sosiologi pedesaan, sosiologi agama, sosiologi pembangunan, dan
sebagainya. Sosiologi perkotaan memiliki pembahasan dan kajian mendalam mengenai
seluk beluk masyarakat di perkotaan. Membahas lebih detail mengenai segala aktifitas
sosial, ekonomi, keagamaan, danlainnya yang ada di dalam masyarakat perkotaan tersebut.
B.
Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas, maka makalah ini memiliki
beberapa rumusan masalah yang akan di jelaskan. Di antaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan sosiologi, kota, dan sosiologi
perkotaan ?
2. Bagaimana pengertian kota menurut para ahli ?
3. Apa saja yang termasuk ruang lingkup dari kota ?
4. Apa ciri-ciri dari masyarakat kota ?
C. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Para pembaca dapat menjelaskan dan memahami apa yang
dimaksud dengan sosiologi, kota dan perkotaan.
2. Para pembaca dapat mengetahui pengertian sosiologi
perkotaan menurut para ahli.
3. Pembaca memahami apa saja ruang lingkup dalam sosiologi
perkotaan.
4. Para pembaca mengetahui apa saja ciri-ciri masyarakat
kota.
D.
Manfaat makalah
Penulisan makalah ini ialah selain untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Sosiologi, juga untuk memberikan gambaran serta pengetahuan
secara umum mengenai Pengertian dari sosiologi perkotaan serta ruang lingkup
kajiannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
sosiologi, kota, dan sosiologi perkotaan
a. Pengertian
sosiologi
Secara etimologi, sosiologi
berasal dari bahasa Latin: socius
dan logos. Socius artinya teman, perikatan;
dan logos artinya ilmu.
Jadi, secara etimologi sosiologi berarti
ilmu berteman. Syarat berteman, yaitu minimal terdapat dua orang (individu),dan
hubungan di antara dua orang itu baik. Apabila hubungan di antara dua orang itu
tidak baik, maka akan muncul masalah sosial. Interaksi sosial ini tentu tidak
hanya terjadi di antara dua orang saja, tetapi bisa lebih, yaitu dapat terjadi
antara kelompok orang dengan kelompok orang, antara individu dan kelompok
orang.
Oleh karena itu, dapat disebutkan bahwa sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari interaksi (hubungan timbal balik) antara seorang individu
yang satu dengan seorang individu yang lain, baik seseorang sebagai pribadi
(individu) maupun sebagai anggota kelompok orang (masyarakat). Di dalam
kelompok masyarakat terdapat berbagai aspek, meliputi aspek struktur sosial,
perubahan sosial, aspek budaya, status, peran, motivasi, kepentingan, adaptasi,
kesejahteraan, jumlah anggota (penduduk), perubahan perilaku, dan lain-lain.[1]
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi
kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum
kehidupan masyarakat.[2]
b.
Pengertian kota
Dalam
memberikan definisi tentang kota, para ahli kota memberi definisi kota dengan
dua sudut pandang, yaitu : pertama, kota atau bahasa Inggrisnya yaitu city;
dan kedua, daerah perkotaan, yaitu kawasan yang memiliki suasana
kehidupan dan penghidupan modern, atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan
nama urban.
Kota adalah
suatu himpunan penduduk masal yang tidak agraris, yang bertempat tinggal di
dalam dan di sekitar suatu pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan, kesenian dan
ilmu pengetahuan.[3]
c.
Sosiologi perkotaan
Istilah sosiologi
kota sebenarnya dapat diberi pengertian sebagai ilmu yang mempelajari
hubungan antar manusia, baik sebagai individu maupun kelompok manusia yang
terdapat dalam kawasan kota. Sedangkan kawasan kota mencakup berbagai macam,
seperti ekonomi, hukum, kesehatan, dan lain-lain.[4]
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara
masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan. Sebenarnya perbedaan tersebut
tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana karena dalam
masyarakat modern, seberapapun kecilnya desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari
kota. Pembedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, pada
hakikatnya bersifat gradual. Agak sulit untuk memberikan batasan yang
dimaksudkan dengan perkotaan karena adanya hubungan konsentrasi penduduk dengan
gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisme.[5]
Sosiologi perkotaan merupakan bagian dari studi sosiologi
tentang kehidupan sosial dan interaksi manusia di wilayah metropolitan.
Sosiologi perkotaan mempelajari masyarakat perkotaan dan segala pola interaksi
yang dilakukannya sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Materi yang
dipelajari antara lain mata pencaharian hidup, pola hubungan dengan orang-orang
yang ada di sekitarnya, dan pola pikir dalam menyikapi suatu permasalahan.
Studi ini adalah disiplin sosiologi norma yang mempelajari struktur, proses,
perubahan dan masalah di sebuah wilayah urban dan memberi masukan untuk
perencanaan dan pembuatan kebijakan.
Seperti bidang sosiologi yang lainnya, sosiologi
perkotaan juga menggunakan analisis statistik, pengamatan, teori sosial,
wawancara, dan metode lain untuk mempelajari berbagai topik, seperti migrasi
dan demografi, ekonomi, kemiskinan, hubungan ras, dan lainnya.[6]
B.
Pengertian kota menurut para ahli
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan
permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Kota bisa
dibilang sebagai tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu
dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.[7]
Berikut pengertian kota menurut beberapa ahli :
1. Max Weber berpendapar bahwa “suatu tempat adalah kota
apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya
di pasar lokal. Barang-barang itu harus dihasilkan oleh penduduk dari pedalaman
dan dijualbelikan di pasar itu. Jadi menurut Max Weber, ciri kota adalah adanya
2. pasar, dan sebagai benteng, serta mempunyai sistem hukum
dan lain-lain tersendiri, dan bersifat kosmopolitan.
3. Cristaller dengan “central place theory”-nya menyatakan
kota berfungsi menyelenggarakan penyediaan jasa-jasa bagi daerah lingkungannya.
Jadi menurut teori ini, kota diartikan sebagai pusat pelayanan. Sebagai pusat
tergantung kepada seberapa jauh daerah-daerah sekitar kota memanfaatkan
penyediaan jasa-jasa kota itu.
4. Sjoberg berpendapat bahwa , sebagai titik awal gejala
kota adalah timbulnya golongan literati (golongan intelegensia kuno seperti
pujangga, sastrawan dan ahli-ahli keagamaan), atau berbagai kelompok spesialis
yang berpendidikan dan nonagraris, sehingga muncul pembagian kerja tertentu.
Pembagian kerja ini merupakan ciri kota.
5. Wirth, mendifinisikan kota sebagai pemukiman yang relatif
besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan
sosialnya. Akibatnya hubungan sosialnya menjadi longgar acuh dan tidak pribadi
(impersonal relation).[8]
C. Ruang
lingkup sosiologi perkotaan
Sebagai ilmu pengetahuan,
sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi. Misalnya
seorang sosiolog mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia saat ini,
mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja tersebut
berperi laku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut.
Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik individu atau pun kelompok,
merupakan ruangkajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah.
Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas
dari ilmu sosial lainnya.
Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial
yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,
serta kelompok dengan kelompok di lingkungan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi
tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal, misalnya antara lain :
a)
Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang
berhubungan dengan
produksi, distribusi, dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam.
b)
Masalah manajemenya itu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan
apa yang dialami warganya.
c)
Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.
Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan
dengan kejadian sejarah, sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian
proses berlangsungnya hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah
dari kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan
mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor,
prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara di masa yang akan datang.
Sosiologi mempertumbuhkan
semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan
manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses
dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk,
cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut.
Semua faktort ersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh
terhadap analisis sosiologi.[9]
D.
Ciri-ciri Masyarakat kota
a) Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan
kehidupan agama di desa. Ini disebabkan cara berpikir yang rasional, yang
didasarkan pada perhitungan eksak yang berhubungan dengan realita masyarakat.
Memang di kota-kota, orang juga beragama, tetapi pada umumnya pusat kegiatan
hanya tampak di tempat-tempat ibadah seperti gereja, masjid, dan sebagainya.
b) Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri
tanpa harus bergantung pada orang lain. Hal yang penting di sini adalah manusia
perseorangan atau individu. Di desa orang lebih mementingkan kelompok keluarga.
Di kota, kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan karena perbedaan
kepentingan, paham politik, agama, dan seterusnya.
c) Pembagian kerja di antara warga kota juga lebih tegas dan
punya batas-batas nyata. Di kota, terdapat orang-orang dengan aneka warna latar
belakang sosial dan pendidikan yang menyebabkan individu memperdalami suatu
bidang kehidupan khusus. Ini melahirkan suatu gejala bahwa warga kota tak
mungkin hidup sendirian secara individualistis. Pasti akan dihadapinya
persoalan-persoalan hidup yang berada di luar jangkauan kemampuan sendiri.
Gejala demikian menimbulkan kelompok-kelompok kecil (small group) yang
didasarkan pada pekerjaan, keahlian dan kedudukan sosial yang sama.
d) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan, juga
lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
e) Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut
masyarakat perkotaan, menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih
didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
f) Jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan
pentingnya faktor waktu, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting
untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seseorang individu.
g) Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di
kota-kota karena kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh luar. Hal ini
sering menimbulkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda karena
golongan muda yang belum sepenuhnya terwujud kepribadiannya, lebih senang
mengikuti pola-pola baru dalam kehidupan. [10]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
analisis makalah diatas bisa kami tarik kesimpulan bahwa pengertian kota itu
sangatlah beragam tergantung dari segi mana kita melihatnya, seperti yang sudah
dipaparkan oleh para ahlinya di atas. Yang mana dalam kajian sosiologi
perkotaan ini khususnya pembahasan mengenai ruang lingkupnya yaitu yang tidak
jauh dari konteks masyarakat karena sosiologi selalu terkait dengan pola hubungan
masyarakat. Maka ruang lingkup dari sosiologi perkotaan adalah mengenai
kehidupan serta aktivitas dari masyarakat perkotaan itu sendiri.
sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari interaksi (hubungan timbal balik) antara seorang
individu yang satu dengan seorang individu yang lain, baik seseorang sebagai
pribadi (individu) maupun sebagai anggota kelompok orang (masyarakat).
Kemudian
dalam kehidupan masyarakat kota bisa diuraikan dari beberapa ruang lingkup
kajiannya, yaitu : lingkungan umum dan orientasinya, pekerjaan dan mata
pencaharian, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, pelapisan sosial, interaksi
sosial, pengawasan sosial, pola kepemimpinan, standar kehidupan,
kesetiakawanan, nilai dan sistem nilai.
B. Saran
Sebaiknya dalam mendalami sosiologi perkotaan yang
pertama harus mengetahui dulu pengertian kota, dan juga aspek-aspek yang
terkandung di dalamnya, agar untuk pembelajaran kedepannya bisa sepenuhnya
dipahami.
Sosiologi perkotaan hendaknya membawa kita yang
mempelajarinya menjadi lebih bijak utamanya tentang bagaimana menghadapi masalah-masalah
yang ada di perkotaan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, soerjono. Sosiologi suatu
pengantar. Jakarta : PT Rajagrafindo persada, 2007.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu
pengantar. Jakarta : PT Rajagrafindo persada, 2000.
Hariyono, Paulus. Sosiologi kota untuk arsitek. Jakarta :
bumi aksara, 2007.
Wirjaatmadja, Soekandar. Pokok-pokok sosiologi pedesaan. Jakarta :
Yasaguna, 1985.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi#cite_ref-5.
[1]http://id.wikipedia.org/wiki/sosiologi_perkotaan
[2]Soerjono
soekanto. Sosiologi suatu pengantar.
2000, hlm 17.
[3]Soekandar
wirjaatmadja. Pokok-pokok sosiologi
pedesaan. 1985, hlm 133.
[4]Paulus
Hariyono. Sosiologi kota untuk arsitek. 2007,
hlm 18.
[5]Soerjono
Soekanto. Sosiologi suatu pengantar. 2007,
hlm 136.
[6]http://id.wikipedia.org/wiki/sosiologi_perkotaan
[7]http://kenalilahilmu.wordpress.com/2010/09/22/desa-dan-kota-dalam-kajian-sosiologi/
[8]http://sosiologiiainsupel.blogspot.com/2011/03/pengertian-dan-ruang-lingkup-perkotaan.html.
[9]http://id.wikipedia.org/wiki/sosiologi#cite_ref-5
[10]Soerjono
Soekanto. Sosiologi suatu pengantar.
2007, hlm 139-140